Thunderbolts Tampil Lebih Matang, Raih Rating Tinggi
Film terbaru dari jagat sinematik Marvel, Thunderbolts, resmi dirilis dan langsung menyita perhatian publik. Tidak seperti film-film superhero Marvel sebelumnya yang cenderung ringan dan penuh humor, Thunderbolts hadir dengan pendekatan yang lebih gelap, dewasa, dan emosional, memberikan warna baru dalam Marvel Cinematic Universe (MCU).
Kehadiran Thunderbolts bukan sekadar film tim antihero, tetapi sebuah eksperimen serius dari Marvel Studios untuk memperluas semesta naratif dan menggugah emosi penonton. Hasilnya pun tidak mengecewakan. Film ini berhasil meraih rating tinggi dari berbagai situs review film ternama, termasuk Rotten Tomatoes, IMDb, dan Metacritic.
Thunderbolts Tampil Lebih Matang, Raih Rating Tinggi
Dalam komik Marvel, Thunderbolts adalah sekelompok karakter “abu-abu” — bukan pahlawan, tapi juga bukan penjahat sejati. Mereka adalah mantan villain, tentara bayaran, dan karakter bermasalah yang dihimpun untuk menjalankan misi-misi berbahaya di luar jangkauan Avengers.
Versi film Thunderbolts mengadaptasi konsep ini dan membawa karakter-karakter seperti Yelena Belova, Bucky Barnes (The Winter Soldier), Red Guardian, Taskmaster, Ghost, dan US Agent ke dalam satu tim yang dipimpin oleh Valentina Allegra de Fontaine.
Dengan latar belakang mereka yang suram dan penuh trauma, film ini memberikan nuansa cerita yang lebih kompleks dan realistis ketimbang film Marvel biasanya.
Pendekatan Cerita yang Lebih Dewasa dan Emosional
Salah satu hal yang paling membedakan Thunderbolts dari film-film MCU lainnya adalah pendekatan ceritanya. Film ini mengeksplorasi tema-tema berat seperti trauma pascaperang, rasa bersalah, manipulasi pemerintah, dan pencarian identitas.
Yelena Belova, misalnya, harus berhadapan dengan luka masa lalu dari eksperimen dan pencuci otak Black Widow. Bucky Barnes menghadapi dilema moral atas masa lalunya sebagai pembunuh HYDRA. Ghost masih berjuang dengan efek samping dari ketidakstabilan tubuhnya.
Film ini tidak lagi menampilkan aksi semata, tetapi menekankan pada dialog emosional, hubungan antar karakter yang tidak mudah, serta proses penyembuhan luka batin melalui interaksi satu sama lain.
Thunderbolts Tampil Lebih Matang, Raih Rating Tinggi
Sejak tayang perdana, Thunderbolts langsung mendapatkan respons positif dari berbagai media dan kritikus film.
Di situs Rotten Tomatoes, film ini mencatatkan rating awal sebesar 84% dari kritikus dan 91% dari audiens. IMDb memberi skor 8.2/10, sementara Metacritic mencatat Metascore 75 yang masuk kategori “generally favorable”.
Para kritikus memuji:
-
Penceritaan yang lebih dalam dan kompleks
-
Karakterisasi yang kuat dan pengembangan personal masing-masing tokoh
-
Nuansa gelap yang tetap seimbang dengan elemen aksi dan humor secukupnya
-
Performansi akting Florence Pugh (Yelena) dan Sebastian Stan (Bucky) yang memukau
Beberapa penonton bahkan menyebut Thunderbolts sebagai film Marvel terbaik sejak Avengers: Endgame, berkat keberaniannya menjauh dari formula lama.
Sinematografi dan Aksi yang Lebih Kasar dan Realistis
Secara visual, Thunderbolts menampilkan sinematografi yang jauh lebih “berat” dan gritty. Tone warna lebih gelap, dan pemilihan setting urban-industrial memperkuat atmosfer distopia dari film ini.
Adegan aksinya pun terasa lebih brutal dan grounded, tanpa terlalu bergantung pada CGI. Koreografi pertarungan tangan kosong antara Bucky dan US Agent, serta misi tim di Eropa Timur yang penuh ketegangan, menghadirkan sensasi realisme seperti dalam Captain America: The Winter Soldier.
Tidak ada alien, portal antar galaksi, atau makhluk super raksasa—semua pertarungan dilakukan manusia-manusia dengan latar militer dan masa lalu yang kelam. Ini menjadikan Thunderbolts sangat berbeda dari tipikal film Marvel dengan ledakan spektakuler.
Karakter dan Hubungan yang Menjadi Sorotan
Yang membuat Thunderbolts menonjol bukan hanya aksinya, tetapi juga dinamika antar karakter yang kuat. Setiap anggota tim membawa beban masa lalu yang berbeda, dan film ini berhasil menggali kedalaman karakter mereka.
-
Yelena Belova tampil sebagai pemimpin emosional, dengan rasa tanggung jawab besar dan tekad menebus masa lalu.
-
Bucky Barnes berjuang untuk menemukan tempat dan tujuan baru setelah kehilangan kepercayaan diri.
-
Red Guardian menjadi penyeimbang antara kekerasan dan sisi komedik yang menyentuh.
-
Ghost, karakter yang sempat terlupakan sejak Ant-Man and the Wasp, mendapat panggung lebih besar untuk menunjukkan sisi manusiawinya.
Semua konflik internal ini membentuk narasi yang lebih personal dan membuat penonton merasa lebih terhubung dengan karakter-karakter yang sebelumnya hanya jadi pelengkap.
Posisi Thunderbolts di MCU Fase 5
CERDAS4D Thunderbolts menempati posisi penting dalam kelanjutan MCU Fase 5. Film ini menjadi jembatan antara berbagai narasi pasca-Endgame dan menuju fase pembangunan kembali tatanan baru dunia superhero Marvel.
Ada beberapa petunjuk penting dalam film ini yang berkaitan dengan proyek besar seperti:
-
Captain America: Brave New World
-
Armor Wars
-
Daredevil: Born Again
Selain itu, keterlibatan karakter Valentina Allegra memberi indikasi kuat bahwa Thunderbolts bisa menjadi cikal bakal Dark Avengers atau bahkan memunculkan konflik moral besar antara kelompok pahlawan bayangan dan Avengers generasi baru.
Baca juga:Sinopsis A Working Man, Aksi Terbaru Jason Statham
Apa yang Membuat Film Ini Layak Ditonton?
-
Berani berbeda: Tidak banyak film Marvel yang mengangkat sisi gelap manusia seperti ini.
-
Penampilan akting yang solid: Tidak hanya aksi, tetapi ekspresi emosi para pemeran utama patut diacungi jempol.
-
Plot yang menggugah: Isu politik, pengkhianatan, dan konflik internal membuat cerita tidak mudah ditebak.
-
Nilai reflektif: Membuat penonton bertanya, apakah setiap orang punya kesempatan kedua untuk menjadi baik?
Kesimpulan: Sebuah Evolusi dari Marvel yang Dibutuhkan
Thunderbolts adalah angin segar dalam jagat Marvel yang selama ini dinilai mulai monoton dan formulaik. Dengan gaya lebih matang, karakter lebih kompleks, dan cerita yang menyentuh sisi emosional, film ini menunjukkan bahwa Marvel mampu berevolusi dan menyentuh sisi manusiawi para tokohnya.
Meski bukan film paling “ramai” dalam hal efek visual, Thunderbolts justru membuktikan bahwa kualitas tidak selalu ditentukan oleh jumlah CGI atau monster raksasa. Keberanian untuk tampil berbeda inilah yang membuat film ini layak mendapatkan rating tinggi.
Dan bagi penggemar superhero yang mencari sesuatu yang lebih mendalam, Thunderbolts adalah jawabannya.