Film Gowok Dibintangi Reza Rahadian dan Raihaanun

Film Gowok Dibintangi Reza Rahadian dan Raihaanun

Gowok: Kamasutra Jawa adalah film drama Indonesia tahun 2025 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduseri oleh Raam Punjabi. Film ini mengangkat kisah tradisi Jawa tentang “gowok”, seorang perempuan yang mengajarkan calon pengantin pria mengenai hubungan suami istri sebelum menikah. Berlatar waktu antara tahun 1955 hingga 1965, film ini mengeksplorasi aspek budaya, spiritual, dan sensual dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Cerita berfokus pada karakter Lastri (diperankan oleh Raihaanun), seorang gowok yang mengajarkan para calon pengantin pria tentang pentingnya cinta, penghormatan, dan kepuasan dalam hubungan pernikahan. Melalui kitab-kitab kuno seperti Serat Centhini, Nitimani, dan Wulangreh, Lastri memberikan edukasi seksual yang berakar dari tradisi leluhur.

Film Gowok Dibintangi Reza Rahadian dan Raihaanun
Film Gowok Dibintangi Reza Rahadian dan Raihaanun

Pemeran dan Karakter

Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, termasuk:

  • Raihaanun sebagai Lastri, gowok yang menjadi tokoh sentral dalam cerita.

  • Reza Rahadian sebagai Denmas Kamanjaya, seorang bangsawan yang memiliki hubungan masa lalu dengan Lastri.

  • Lola Amaria sebagai Nyai Santi, mentor Lastri dalam profesinya sebagai gowok.

  • Devano Danendra sebagai Kamanjaya muda, menggambarkan masa muda Denmas Kamanjaya.

  • Alika Jantinia sebagai Ratri, murid Lastri yang juga menjadi gowok.

Kehadiran aktor dan aktris berpengalaman ini memberikan kedalaman pada karakter-karakter dalam film, memperkuat narasi yang disampaikan.

Tema dan Pesan Moral

Gowok: Kamasutra Jawa tidak hanya menyoroti aspek sensualitas, tetapi juga mengangkat tema-tema penting seperti:

  • Edukasi Seksual Tradisional: Film ini menunjukkan bagaimana masyarakat Jawa memiliki pendekatan yang terstruktur dalam memberikan edukasi seksual melalui profesi gowok.

  • Pemberdayaan Perempuan: Melalui karakter Lastri dan Ratri, film ini menampilkan perempuan sebagai sosok yang memiliki pengetahuan dan peran penting dalam masyarakat.

  • Perubahan Sosial dan Politik: Latar waktu film yang mencakup periode sebelum dan sesudah peristiwa 1965 menggambarkan dampak perubahan politik terhadap tradisi dan profesi gowok.

Produksi dan Lokasi Syuting

Proses syuting dilakukan di Sleman, Yogyakarta, dengan menampilkan nuansa Jawa tahun 1960-an yang autentik. Sinematografi oleh Satria Kurnianto dan desain produksi oleh Edy Wibowo berhasil menciptakan atmosfer yang sesuai dengan era tersebut.

Hanung Bramantyo, sebagai sutradara dan penulis skenario bersama Z.Z. Mulja Galih, berhasil menggabungkan elemen sejarah dan drama dalam narasi yang kuat.

Baca juga:Sinopsis Film The Forbidden Kingdom, Remaja Amerika Terjebak di Dunia Kungfu Klasik

Penayangan dan Penghargaan

Gowok: Kamasutra Jawa melakukan penayangan perdana di International Film Festival Rotterdam (IFFR) ke-54 pada 2 Februari 2025, bersaing dalam kategori Big Screen Competition. Film ini mendapatkan perhatian internasional karena mengangkat tema yang jarang dieksplorasi dalam sinema Indonesia.

Kesimpulan

Gowok: Kamasutra Jawa adalah film yang berani mengangkat tradisi edukasi seksual dalam budaya Jawa, dengan pendekatan yang sensitif dan mendalam. Melalui penampilan kuat dari para pemeran dan arahan sutradara Hanung Bramantyo, film ini berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya cinta, penghormatan, dan pemahaman dalam hubungan suami istri.

Dengan latar belakang sejarah dan budaya yang kaya, Gowok: Kamasutra Jawa menjadi kontribusi penting dalam sinema Indonesia, membuka diskusi tentang tradisi, perubahan sosial, dan peran perempuan dalam masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *