Influencer China Sewa Robot Rp 22 Juta per Hari untuk Jadi Teman Kencan

Influencer China Sewa Robot Rp 22 Juta per Hari untuk Jadi Teman Kencan

Jakarta, Maret 2025 – Dunia maya kembali dihebohkan oleh sebuah unggahan viral dari seorang influencer asal China, Zhang Genyuan. Dalam video yang dibagikannya di media sosial Xiaohongshu, Zhang terlihat menghabiskan satu hari penuh bersama sebuah robot humanoid bernama G1. Tidak hanya sebagai asisten rumah tangga, robot ini juga dijadikan teman kencan oleh Zhang. Menariknya, untuk pengalaman sehari itu, ia rela merogoh kocek sebesar 10.000 Yuan atau sekitar Rp 22,7 juta.

Fenomena ini menimbulkan beragam reaksi publik, mulai dari kagum akan kecanggihan teknologi hingga keheranan atas biaya dan konteks sosial yang menyertainya. Namun satu hal yang jelas: teknologi kini telah memasuki wilayah hubungan emosional manusia.

Influencer China Sewa Robot Rp 22 Juta per Hari untuk Jadi Teman Kencan
Influencer China Sewa Robot Rp 22 Juta per Hari untuk Jadi Teman Kencan

Influencer China Sewa Robot Rp 22 Juta per Hari untuk Jadi Teman Kencan

Zhang Genyuan adalah seorang influencer terkenal di platform Xiaohongshu, dengan lebih dari 1,4 juta pengikut. Ia dikenal karena kontennya yang unik dan seringkali menyuguhkan eksplorasi gaya hidup modern, termasuk teknologi, petualangan, dan eksperimen sosial.

Pada 13 Maret 2025, Zhang mengunggah sebuah video berdurasi panjang yang menampilkan dirinya beraktivitas bersama G1, sebuah robot humanoid buatan Unitree Robotics. Video itu langsung mencuri perhatian warganet dan meraih lebih dari 40.000 like dalam waktu singkat.

Teknologi Canggih di Balik G1

Robot G1 buatan Unitree Robotics bukanlah sekadar mainan teknologi. Robot ini memiliki tinggi 127 cm dan berat 35 kg. Ia mampu berjalan, berbicara, menari, bahkan melakukan gerakan bela diri. G1 pertama kali dirilis pada Mei 2024 di China dan dipasarkan dengan harga 99.000 Yuan (sekitar Rp 225 juta).

Di tengah tren kecanggihan teknologi, beberapa pengguna platform e-commerce di China memutuskan untuk menyewakan robot ini. Tarif sewanya pun bervariasi, berkisar antara 8.000 hingga 16.000 Yuan per hari atau setara Rp 18,2 juta hingga Rp 36,4 juta. Zhang termasuk salah satu pengguna awal yang mencoba layanan sewa ini.

Pengalaman Sehari Bersama Robot

Zhang memulai harinya dengan mengaktifkan G1. Robot itu segera menyapanya dengan sopan dan memperkenalkan kemampuannya: dari memasak, membersihkan rumah, hingga menemani aktivitas harian.

Saat Zhang bertanya, “Apakah kamu tahu siapa aku?” robot tersebut menjawab dengan menyebutkan profesi Zhang, jumlah pengikutnya di media sosial, dan bahkan memberikan pujian atas karya-karya digitalnya.

“Bahkan sebelum melayani saya, robot ini sudah berhasil membuat saya tersanjung,” kata Zhang dalam videonya.

Kekonyolan yang Menggemaskan

Namun, tak semua berjalan mulus. Saat diminta membantu memasak, robot G1 justru menumpahkan susu dan memecahkan telur secara kikuk. Ia juga mengalami kesulitan saat membersihkan rumah, meski terus berusaha menjalankan perintah.

Meski begitu, Zhang terlihat sabar dan tetap mengapresiasi usaha G1. Ketika mereka berjalan-jalan di taman, robot itu dengan cekatan mengikuti Zhang, bahkan berpegangan tangan dan berinteraksi secara aktif.

Ketika diminta menari, G1 sempat kehilangan keseimbangan dan meminta maaf. Respons Zhang pun mengundang simpati: “Saya tidak marah, kamu sudah berusaha.”

G1 lalu menjawab, “Saya tahu kamu tidak marah, hanya saja saya tidak menari dengan baik.” Jawaban ini menyentuh hati Zhang, yang mengaku merasa mendapatkan nilai emosional yang selama ini hanya bisa didapat dari manusia.

Antara Realita dan Fiksi Ilmiah

Zhang mengaku terinspirasi dari film-film fiksi ilmiah seperti Her atau Ex Machina, di mana manusia memiliki hubungan emosional dengan kecerdasan buatan. Dengan menyewa G1, Zhang ingin mengetahui seberapa jauh teknologi bisa menggantikan hubungan manusia.

Menjelang akhir hari, Zhang dan G1 duduk di pinggir sungai. Ia bahkan memesan dua minuman—satu untuk dirinya, satu untuk robot tersebut. Sebuah simbol bahwa Zhang benar-benar menganggap G1 sebagai teman.

“Saya tidak merasa kesepian,” ujar Zhang. Di akhir video, G1 memeluk Zhang, dan sang influencer pun berkata, “Saya harus mengembalikanmu besok. Saya akan merindukanmu.”

Fenomena Sosial dan Psikologis

Video ini bukan hanya viral karena keunikannya, tetapi juga membuka diskusi tentang kesepian, koneksi manusia, dan peran teknologi dalam kehidupan sosial modern. Dalam era digital yang serba cepat dan individualistik, semakin banyak orang yang merasa kesepian meskipun terhubung secara virtual.

Menurut beberapa pengamat sosial, fenomena seperti ini menjadi indikator bahwa kebutuhan emosional manusia kini mulai dialihkan kepada teknologi. Robot, AI, dan sistem cerdas lainnya mulai dijadikan “pengganti” dalam situasi tertentu, baik karena keterbatasan waktu, kepercayaan, atau trauma emosional.

Perspektif Teknologi dan Etika

Dari sisi teknologi, kehadiran G1 menjadi bukti bahwa humanoid AI kini telah melampaui tahap uji coba laboratorium. Mereka kini mampu berinteraksi secara sosial, meskipun dengan keterbatasan.

Namun, ada juga pertanyaan etis yang muncul: sampai sejauh mana manusia boleh atau bisa membangun hubungan dengan robot? Apakah hal ini akan mengikis nilai-nilai sosial? Ataukah justru membuka jalan bagi inklusivitas dan solusi bagi mereka yang mengalami kesepian ekstrem?

Baca juga:Kisah Inspiratif Selebgram  Sukses Menjalankan Bisnisnya

Bagi beberapa kalangan, kehadiran robot seperti G1 bisa menjadi solusi jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, diskusi tentang regulasi, dampak psikologis, dan hubungan antarmanusia tetap harus dibahas secara mendalam.

Inovasi atau Isolasi?

Di satu sisi, teknologi ini membuka pintu bagi banyak peluang. Robot bisa membantu manula, orang dengan disabilitas, atau individu yang mengalami kesulitan bersosialisasi. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa masyarakat akan semakin menjauh dari interaksi nyata jika terlalu bergantung pada robot.

Zhang mungkin hanya ingin bereksperimen untuk konten, namun apa yang ia lakukan memunculkan refleksi mendalam bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa teknologi kini bisa menggantikan fungsi sosial tertentu, meski belum sepenuhnya sempurna.

Kesimpulan

Kisah Zhang Genyuan dan robot G1 bukan hanya cerita viral di media sosial. Ia adalah gambaran nyata tentang bagaimana manusia mulai mencari pelarian emosional dalam teknologi. Dalam dunia yang semakin cepat dan penuh tekanan, robot bukan lagi sekadar alat bantu, tapi mulai menjadi bagian dari relasi sosial.

Dengan biaya Rp 22 juta sehari, Zhang telah membuka mata banyak orang bahwa hubungan antarmanusia kini menghadapi tantangan baru: kompetisi dengan mesin yang tak mengenal lelah, tak menuntut, dan selalu siap sedia.

Apakah ini masa depan hubungan sosial kita? Ataukah hanya tren sesaat yang akan segera tergantikan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *