Menbud Rilis Buku Kartu Pos Bergambar Fort De Kock, Padang & Sekitarnya’
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menbudristek) Republik Indonesia resmi meluncurkan buku berjudul Kartu Pos Bergambar Fort De Kock, Padang & Sekitarnya. Buku ini menjadi upaya untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan sejarah serta budaya kawasan Sumatera Barat melalui koleksi kartu pos bergambar yang kaya nilai visual dan historis.
Menbud Rilis Buku Kartu Pos Bergambar Fort De Kock, Padang & Sekitarnya’
Fort De Kock, yang kini dikenal sebagai Bukittinggi, merupakan salah satu kota bersejarah penting di Sumatera Barat. Dalam buku ini, publik diajak menyelami kehidupan masa kolonial Belanda hingga awal kemerdekaan melalui potret visual yang tercetak di berbagai kartu pos klasik. Buku ini menyuguhkan ratusan gambar langka yang menggambarkan suasana kota, arsitektur bangunan, dan interaksi masyarakat pada masa lalu.
Visualisasi Budaya dan Urbanisasi Padang
Tak hanya Fort De Kock, wilayah Padang dan sekitarnya juga turut ditampilkan dengan detail dalam buku tersebut. Banyak kartu pos menampilkan pelabuhan Padang, keramaian pasar tradisional, hingga jalur kereta api peninggalan Belanda. Semuanya memberikan gambaran visual tentang perkembangan urbanisasi dan kehidupan sosial masyarakat Minangkabau pada awal abad ke-20.
Koleksi Langka dari Berbagai Kolektor
Buku ini menjadi lebih istimewa karena memuat koleksi kartu pos dari berbagai kolektor dalam dan luar negeri. Beberapa kartu pos bahkan berasal dari koleksi pribadi keluarga Indonesia-Belanda yang masih menyimpan dokumentasi visual dari zaman Hindia Belanda. Hal ini membuat buku ini memiliki nilai dokumenter yang tinggi bagi dunia pendidikan, sejarah, dan budaya Indonesia.
Sinergi Sejarawan, Seniman, dan Arsiparis
Proyek penerbitan buku ini juga melibatkan para sejarawan, seniman visual, dan arsiparis yang berkolaborasi untuk mengkurasi konten gambar dan narasi yang menyertainya. Setiap kartu pos dilengkapi dengan keterangan kontekstual yang menjelaskan latar tempat, waktu, serta kisah sejarah yang menyertainya. Hal ini memberi pembaca pengalaman yang menyeluruh, bukan hanya sebagai buku gambar, tetapi juga buku referensi sejarah.
Upaya Revitalisasi Warisan Budaya Visual
Melalui peluncuran buku ini, Menbudristek ingin mendorong kesadaran publik terhadap pentingnya dokumentasi visual sebagai bagian dari warisan budaya. Banyak generasi muda yang belum mengenal bentuk-bentuk dokumentasi seperti kartu pos sebagai media komunikasi dan pengarsipan di masa lalu. Buku ini menjadi jembatan antara sejarah dan generasi masa kini.
Respon Positif dari Masyarakat dan Akademisi
Sejak diluncurkan, buku ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, pegiat sejarah, hingga masyarakat umum yang memiliki ketertarikan terhadap budaya Minangkabau. Banyak yang menilai bahwa buku ini tidak hanya menarik dari sisi estetika, tetapi juga sangat berharga dalam mendokumentasikan sejarah visual yang hampir terlupakan.
Rencana Digitalisasi dan Distribusi Nasional
Dalam waktu dekat, Kementerian juga berencana untuk mendigitalisasi isi buku ini agar dapat diakses secara luas melalui platform daring. Hal ini sejalan dengan semangat inklusivitas dan pemerataan akses literasi budaya di seluruh Indonesia. Versi digitalnya diharapkan akan menjangkau institusi pendidikan, museum, hingga komunitas sejarah lokal di berbagai daerah.
Buku yang Wajib Dimiliki Pecinta Sejarah
Dengan kombinasi gambar klasik, narasi mendalam, dan desain modern, buku Kartu Pos Bergambar Fort De Kock, Padang & Sekitarnya menjadi karya yang wajib dimiliki oleh pecinta sejarah dan budaya Indonesia. Ini bukan sekadar buku, melainkan jendela untuk memahami bagaimana Sumatera Barat tumbuh dan berkembang sebagai bagian penting dalam sejarah bangsa.
Baca juga: Film Kingdom of the Planet of the Apes: Fiksi Klan Kera yang Menyeret Banyak Makna